Monday, July 30, 2012

CARA PEMURNIAN PEMURNIAN NaCl DENGAN MENGGUNAKAN NATRIUM KARBONAT

July 30, 2012 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 1 comment
Natrium Chlorida merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan oleh masyarakat dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam berbagai industri kimia. Industri kimia yang paling banyak menggunakan Natrium Chlorida sebagai bahan bakunya adalah industri Chlor Alkali. Produk utama dari industri ini adalah chlorine (Cl2) dan Natrium Hidroksida (NaOH), yang banyak dibutuhkan oleh industri lain, seperti industri pulp dan kertas, tekstil, deterjen, sabun dan pengolahan air limbah [1-2].
Teknologi terbaru yang digunakan dalam industri Chlor Alkali adalah elektrolisa larutan garam (brine). Teknologi ini digunakan karena harga bahan baku lebih murah, kemurnian produk lebih tinggi, tekanan dan temperatur operasinya rendah [2]. Proses elektrolisa larutan garam umumnya menggunakan sel membran karena dibandingkan dengan sel diafragma dan sel merkuri, sel membran dapat menghasilkan produk elektrolisa dengan kemurnian lebih tinggi. Tetapi kelemahan dari sel membran itu sendiri adalah larutan garam yang diumpankan ke electroyzer harus mempunyai kemurnian yang tinggi. Sampai saat ini pemisahan garam dari impuritasnya masih menjadi permasalahan yang cukup serius dalam industri Chlor Alkali, terutama karena harus sering dilakukan penggantian sel membran dalam electrolyzer untuk dapat mengantisipasi kegagalan proses. Ada tiga macam pengaruh endapan terhadap membran, yaitu turunnya produksi akibat turunnya efisiensi membran, naiknya power listrik akibat naiknya tahanan  membran dan turunnya umur membran.
Oleh karena itu diperlukan proses pemurnian larutan garam dari impuritasnya sebelum diumpankan ke electrolyzer [1-2]. Proses pemurnian ini bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi dari cells electrolytic yang dilakukan dengan cara menghilangkan impuritas seperti ion calcium, dan magnesium yang terdapat dalam larutan garam. Impuritas-impuritas tersebut dapat bereaksi dengan ion karbonat (CO32-) sehingga akan membentuk endapan putih yaitu CaCO3. Endapan-endapan yang terbentuk akan menutupi permukaan membran sehingga akan menghambat penyeberangan ion Na+ dari anoda ke katoda. Baku mutu larutan garam sebagai umpan electrolyzer adalah NaCl 300 ± 20 gram/ liter, Ca2+   10 ppm. 
Untuk penghilangan impuritas dari produk garam dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan resin penukar ion. Akan tetapi proses ini memerlukan biaya yang besar untuk biaya pembelian dan regenerasi resin[3]. Oleh karena itu digunakan senyawa kimia yaitu Na2CO3 yang harganya lebih murah. Dengan penambahan Na2CO3 dalam larutan garam akan terbentuk endapan CaCO3 yang nantinya akan dipisahkan dalam larutan sehingga ion Ca2+ yang masih tersisa dalam larutan akan memenuhi baku mutu sebagai umpam electrolyzer [4].
  Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan  terbentuk jika larutan menjadi  terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (S) suatu endapan menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya
[5]. 
 Bahruddin et al. mempelajari penentuan rasio Ca/Mg optimum pada proses pemurnian garam dapur dengan penambahan natrium karbonat, natrium hidroksida, dan flokulan pada temperature 70° C. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa pemurnian garam dipengaruhi oleh rasio Ca/Mg, bila rasionya terlalu kecil ataupun terlalu besar mengakibatkan pengendapan impuritas tidak dapat berlangsung dengan baik. Selain itu ditemukan pula bahwa penambahan flokulan cukup mempengaruhi penurunan kadar Ca2+. Partikel-partikel yang berflokulasi, yakni saling mendekati dan membentuk gumpalan bahan yang lebih besar yang akan mengendap dalam larutan. [6-7]. 
Natrium karbonat perlu ditambahkan dalam jumlah excess agar dapat bereaksi dengan impuritas kalsium yang terlarut membentuk endapan kalsium karbonat. Gancy et.al telah melakukan penelitian untuk memurnikan larutan garam dengan menambahkan natrium karbonat excess, dimana waktu reaksi natrium karbonat divariasi. Sampel yang berupa larutan garam yang mengandung 25 % berat sodium klorida, 228 ppm kalsium (dihitung sebagai kalsium elemental) dikontakkan dengan sejumlah natrium karbonat dan diaduk 300 rpm. Pada akhir waktu reaksi karbonat, sejumlah natrium hidroksida ditambahkan dan diaduk (kira-kira 60 rpm) selama satu menit. Dibiarkan bereaksi selama 6 jam dan setelah itu disaring dengan kertas saring Whatman No.42. Filtrat yang diperoleh dianalisa untuk mengetahui kadar kalsium yang tersisa dalam larutan. Proses analisa ini dilakukan dengan metode titrasi dengan menggunakan EDTA 0,01 M sebagai titran [8]. End point akan tercapai jika sampel yang mulanya berwarna merah anggur berubah menjadi biru cerah [8-9]. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa waktu reaksi natrium karbonat yang paling efektif adalah 45 menit. 
Namun penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan koagulan dan waktu reaksi NaOH untuk membentuk endapan Mg(OH)2 belum pernah dilakukan.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih mendalam agar dapat diketahui variabel apa saja yang berpengaruh dalam penghilangan impuritas dalam produk garam, sehingga dapat dihasilkan produk garam yang lebih murni. 
Bahan dan Metode Penelitian
Bahan
NaCl,  Aquadest, Na2CO3, Poly Aluminium Chloride (PAC), NaOH 0,1 N
Reagen
EDTA, Hydroxylamine, KCN, KOH, HHSSNA
Alat beaker glass, electric heat, pengaduk, timbangan digital, erlenmeyer, labu takar, corong, buret
Prosedur Kerja
 Penelitian ini diawali dengan pembuatan larutan garam, yaitu melarutkan 300 gr NaCl dalam aquadest hingga diperoleh larutan dengan volume 1 liter . Proses pelarutan dilakukan pada suhu 70ºC. Setelah itu kedalam larutan ditambahkan Na2CO3 dengan variabel yang telah ditentukan, yaitu 0,6;1,2;1,8;2,4;3;3,6 ml. Penambahan Na2CO3 dilakukan pada suhu 60º-70ºC, kemudian larutan diaduk selama 1 menit dan ditambahkan PAC dengan variabel 10 dan 40 ppm.. Didiamkan selama 30 menit lalu disaring dengan menggunakan kertas saring MN 640. Kemudian ditambahkan NaOH hingga pH larutan 10 dan didiamkan selama 6 jam. Setelah itu saring kembali larutan dengan kertas saring MN 640.
Analisa ion Ca2+ dilakukan dengan metode titrasi, yaitu dengan cara memasukkan 50 ml sampel larutan garam ke dalam erlenmeyer, tambahkan 0,5 ml Hydroxylamine, 0,5 ml KCN, 1 ml KOH dan indikator HHSSNA secukupnya. Titrasi campuran tersebut dengan menggunakan larutan EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru terang yang tidak hilang pada penggocokan dan warna tetap stabil selama 5 menit. Kadar Ca2+  dalam sampel dapat dinyatakan sebagai Ca2+  atau CaCO3.
Kesimpulan
 Pengaruh penambahan natrium karbonat dan PAC dalam larutan garam telah diinvestigasi. Proses pemurnian ini dilakukan dengan proses pengendapan impuritas yang terkandung dalam larutan garam. Sedangkan analisanya dilakukan dengan metode titrasi. Hasil menunjukkan bahwa dengan penambahan natrium karbonat 3 ml dapat diperoleh kadar ion Ca2+ paling rendah. Penambahan PAC tidak memberikan pengaruh yang cukup berarti dalam penghilangan ion kalsium dalam larutan garam. Dalam proses analisa sebaiknya digunakan buret dengan ketelitisn tinggi agar penentuan TAT lebih akurat sehingga diperoleh kadar ion kalsium yang tersisa dalam larutan garam sesuai dengan kadar yang sebenarnya.
Daftar Pustaka
[1]        A.B. Gancy,C.J. Kaminski, both of Syracuse, N.Y., (1978), “ Brine Purification Process”, U.S. Patent
No.4,115,219
[2]        Bahruddin Zulfansyah, Aman, Iiyas Arin, Nurfatihayati, (2003), “Penentuan Rasio Ca/Mg Optimum pada Proses Pemurnian Garam Dapur”, Jurusan Teknik Kimia, FT, Universitas Riau, Pekanbaru.
[3]        Y. Oda,, M. Suhara,, S. Goto, T. Hukushima, all of Yokohama, K. Miura Chohfu ,T. Hamano Yokohama all of Japan, (1980),” Electrolysis of Aqueous Solution of Sodium Chloride”, U. S. Patent No 4,202,743
[4]        D. B. Loftis.,D.D. Justice, both of Clevelan, Tenn,  (1991), “Process To Control The Addition Of
Carbonate To Electrolytic Cell Brine Systems”,U.S. Patent No. 5,023,803
[5]        Svehla,G., (1979),” Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis” , Longman Group Limited, London
[6]        R.A.Day Jr,, A.L. Underwood,( 1986), “Quantitative Analysis”, Fifth Edition, Emory University
[7]        Sanoesi, S.,( 1994 ),“Study Sistem Flokulasi Filtrasi Dalam Pengolahan Air”, Program Pascasarjana, Program Study Teknik Lingkungan ITB Bandung
[8]        Moritz ,George J., (1984), “Production of Purified Brine”, U.S. Patent No. 4,448,682
[9]        G.D. Cristian.,( 1994).” Analytical Chenistry”, fifth edition, United State of America 
[10]      Greenberg,A.Lenore,S.Andrew D. ,(1992), “Standart Methods for Examination Water and Waste Water,18 edition, Washington : APHA.
Hasil Penelitian :
Dina Lesdantina dan Istikomah
Jurusan Teknik Kimia, Fak. Teknik, Universitas Diponegoro

Sunday, July 29, 2012

MENGENAL BERBAGAI MANFAAT PUPUK ORGANIK UNTUK BUDIDAYA IKAN DAN UDANG

July 29, 2012 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).
Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. pupuk kandang adalah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau. Selain menjadi salah satu dari masukan dalam bercocok tanam, pupuk kandang merupakan bahan baku bagi berbagai resep pupuk organik cair.
Pupuk kandang
Zat hara yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya. pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam, seperti magnesium, kalium, dan kalsium. pupuk kandang ayam memiliki kandungan fosfor lebih tinggi. Namun demikian, manfaat utama pupuk kandang adalah mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara baik.
Ppupuk kandang yang berasal dari Kotoran Hewan untuk menumbuhkan plankton pada budidaya ikan lele (baik lele sangkuriang ataupun lele jenis lainnya) lebih aman digunakan karena :
    berasal dari bahan organik (bukan kimia)
    tidak akan meningkatkan COD (yang menyebabkan kadar oksigen terlarut berkurang)
    tidak meracuni ikan akibat akumulasi NH3 dan NO2
    tidak terikat dengan lumpur didasar kolam yang dapat meningkatkan keasaman tanah
Jenis
Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urin) hewan. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat banyak mengandung unsur hara makro, seperti fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urin hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat.
Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:
    Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganisme sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.
    Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam.
Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri bersuhu dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan.  Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara dapat berkurang. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling baik dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman.
Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah dikomposkan. Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau, seperti kacang-kacangan dan tanaman paku air (Azolla). Jenis tanaman yang dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legume, karena tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat. Pupuk hijau bermanfaat untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang selanjutnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi.
Pupuk hijau digunakan dalam:
    Penggunaan tanaman pagar, yaitu dengan mengembangkan sistem pertanaman lorong, di mana tanaman pupuk hijau ditanam sebagai tanaman pagar berseling dengan tanaman utama.
    Penggunaan tanaman penutup tanah, yaitu dengan mengembangkan tanaman yang ditanam sendiri, pada saat tanah tidak ditanami tanaman utama atau tanaman yang ditanam bersamaan dengan tanaman pokok bila tanaman pokok berupa tanaman tahunan.
Kompos
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan Azolla.
Beberapa kegunaan kompos adalah:
    Memperbaiki struktur tanah.
    Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir.
    Meningkatkan daya tahan dan daya serap air.
    Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah.
    Menambah dan mengaktifkan unsur hara.
Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang layak digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya temperatur kompos (di bawah 400 c).
Humus
Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agroindustri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikkan aerasi tanah, dan menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos.
Pupuk organik buatan
Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang diproduksi di pabrik dengan menggunakan peralatan yang modern. Beberapa manfaat pupuk organik buatan, yaitu:
    Meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
    Meningkatkan produktivitas tanaman.
    Merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun.
    Menggemburkan dan menyuburkan tanah.
Pada umumnya, pupuk organik buatan digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman, sehingga terjadi peningkatan kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi pupuk organik tersebut.
Manfaat
Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%. Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.
Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba. Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya. Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan asam-asam organik yang dapat mencemari lingkungan. Selama proses pengomposan, beberapa bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3). Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk. Keadaan ini memengaruhi penyimpanan, penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos.
Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit. Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, terutama bagi pencinta tanaman hias. Banyak para pelaku hobi dan pencinta tanaman hias bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan nitrogen, fosfor dan kalium yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja, atau dewasa/indukan.
Fungsi unsur-unsur hara makro :
    Nitrogen (N):
        Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
        Merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri
        Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
        Merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau daun, panjang daun, lebar daun) dan pertumbuhan vegetatif batang (tinggi dan ukuran batang).
        Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen gejalanya: pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
    Fosfor (P):
        Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
        Merangsang pembungaan dan pembuahan
        Merangsang pertumbuhan akar
        Merangsang pembentukan biji
        Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
        Tanaman yang kekurangan unsur fosfor gejalanya: pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan
    Kalium (K):
        Berfungsi dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim, dan mineral termasuk air.
        Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
        Tanaman yang kekurangan unsur kalium gejalanya: batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
Pupuk organik juga berfungsi meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan.
Pelestarian lingkungan
Tanaman penutup tanah (cover crop) dapat digunakan sebagai pupuk organik.
Penggunaan pupuk organik saja, tidak dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan ketahanan pangan. Oleh karena itu sistem pengelolaan hara terpadu yang memadukan pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik perlu digalakkan. Sistem pertanian yang disebut sebagai LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture) menggunakan kombinasi pupuk organik dan anorganik yang berlandaskan konsep good agricultural practices perlu dilakukan agar degradasi lahan dapat dikurangi dalam rangka memelihara kelestarian lingkungan. Pemanfaatan pupuk organik dan pupuk anorganik untuk meningkatkan produktivitas lahan dan produksi pertanian perlu dipromosikan dan digalakkan. Program-program pengembangan pertanian yang mengintegrasikan ternak dan tanaman (crop-livestock) serta penggunaan tanaman legum baik berupa tanaman lorong (alley cropping) maupun tanaman penutup tanah (cover crop) sebagai pupuk hijau maupun kompos perlu diintensifkan.
Penggunaan pupuk kandang memang terkadang akan menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen di kolam, untuk itu 1-2 hari sebelum bibit masuk perlu dilakukan sterilisasi pada air kolam untuk membunuh virus bakteri dan jamur pada kolam.
Dan menumbuhkan bakteri positif pada kolam dengan probiotik yang disiramkan ke kolam. Untuk sterilisasi air kolam dapat menggunakan EM4, sedangkan untuk mengisi bakteri positif pada air kolam dapat menggunakan bahan bahan herbal untuk meminimalkan amoniak dan bahan beracun lainnya.
Catatan:  pupuk kandang dan Kotoran hewan secara fungsi itu berbeda, pupuk kandang adalah kotoran hewan yang sudah melalui proses fermentasi terlebih dahulu (bakteri patogen sudah mati).

Saturday, July 28, 2012

FUNGSI PAKAN PADA IKAN, KEBUTUHAN NUTRISI PADA IKAN

July 28, 2012 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Pakan adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak atau peliharaan atau untuk budidaya ikan. Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa dari kata pakanan, Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan makhluk hidup.
Pakan Buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan tujuan yang akan diberikan pad ikan jenis tertentu. Pembuatan pakan buatan sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi hewan ternak yang bersangkutan, sumber dan kualitas bahan baku, dan nilai ekonomis. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, diharapkan dapat dihasilkan pakan ikan yang memiliki standar mutu tinggi dengan biaya yang murah.
Dalam budidaya ikan secara intensif, pakan buatan merupakan sumber energi utama bagi perkembangan dan pertumbuhan ikan. Berdasarkan tingkat kebutuhannya, pakan buatan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) pakan tambahan, (2) pakan suplemen, dan (3) pakan utama.
Pakan tambahan adalah pakan yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pakan. Dalam hal ini, ikan yang dibudidayakan sudah mendapatkan pakan dari alam, tetapi jumlahnya belum memenuhi kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan yang lebih baik. Sementara itu pakan suplemen adalah pakan yang dibuat untuk memenuhi komponen nutrisi tertentu yang tidak bisa atau minim disediakan oleh pekan alamai. Sedangkan pakan utama adalah pakan yang dibuat untuk menggantitikan sebagian besar atau keseluruhan pakan alami. Pakan utama ini biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan pada budidaya ikan yang dilakukan secara intensif.
Pabrik pakan berupaya menciptakan pakan buatan yang disukai dan mudah dicerna oleh ikan, sehingga nutrisi yang terkandung dalam pakan tersebut dapat digunakan untuk perkembangan dan pertumbuhan ikan secara optimal. Komponen bahan baku pembuatan pakan dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu komponen penghasil energi dan komponen bukan penghasil energi.
Fungsi Pakan Pada Ikan
Ikan memenuhi kebutuhan engerginya dari pakan, baik pakan alami maupun pakan buatan. Namun, pakan tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan energi bagi ikan. Beberapa fungsi pakan bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan antara lain
A. Fungsi Pakan Pada Ikan Sebagai Pengobatan
Pada dasarnya, ikan yang memperoleh kecukupan pakan dengan kualitas dan kuantitas yang memadai akan tumbuh dengan baik dan tidak mudah terserang penyakit. Pakan akan membantu terciptanya sistem ketahanan tubuh pada ikan. Sistem ketahanan tubuh tersebut akan menciptakan imunitas atau kekebalan terhadap serangan penyakit, dan sangat dipengaruhi oleh sistem hormonal. Sementara mekanisme sistem hormonal sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan yang dikonsumsi. Dengan demikian, apabila pakan yang dikonsumsi berkualitas baik, maka sistem hormonal juga akan berjalan dengan baik dan dengan sendirinya akan terbentuk sistem ketahanan tubuh yang baik pula.
B. Fungsi Pakan Pada Ikan Sebagai Pembentuk Warna Tubuh
Salah satu fungsi pakan bagi ikan adalah sebagai pembentuk warna tubuh atau pigmen. Biasanya fungsi pakan tersebut terkandung dalam pakan buatan dan dimanfaatkan dalam budidaya ikan hias. Pakan buatan yang digunakan untuk mementuk warna tubuh pada ikan tidak beda jauh dengan pakan buatan lainnya, hanya ditambah dengan pigmen.
Pakan buatan yang diperkaya dengan pigmen mudah dibedakan karena memiliki warna yang khas, biasanya berwana hijau atau merah. Selain itu, keterangan yang menyebutkan adanya tambahan pigmen biasanya juga tertera pada kemasan. Ikan yang diberi pakan dengan kandungan pigmen yang proporsional akan memiliki warna tubuh yang lebih cemerlang dan tajam.
C. Fungsi Pakan Pada Ikan Sebagai Peningkat Cita Rasa
Cita rasa ikan dipengaruhi oleh pakan yang dikonsumsi, baik pakan buatan maupun pakan alami. Setiap lingkungan perairan memiliki pakan alami yang berbeda-beda. Dengan demikian, ikan disuatu perairan akan memiliki aroma dan citarasa yang relatif berbeda dengan ikan sejenis yang hidup di lingkungan perairan lain. Demikian pula ikan sejenis yang ditangkap di lingkungan perairan yang sama namun pada musim berbeda akan memiliki aroma dan cita rasa yang relatif berbeda. Cita rasa ikan yang dipelihara di kolam tradisional juga berbeda dengan ikan yang dipelihara secara intensif. Ikan bandeng yang dipelihara ditambak yang banyak ditumbuhi ganggang tertentu ternyata memiliki cita rasa dengan aroma lumpur yang kuat.
Pemberian pakan berupa tepung darah di Amerika, bungkil kacang di Israel, dan kepompong ulat sutra di Jepang ternyata telah menghasilkan cita rasa daging ikan yang lebih baik dibanding dengan ikan Indonesia yang diberi pakan pelet.
D. Fungsi Pakan Pada Ikan Untuk Mempercepat Reproduksi
Fungsi lain dari pakan buatan adalah untuk membantu mempercepat proses pematangan gonad sehingga proses reproduksi bisa dipercepat. Pakan yang baik akan menunjang kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja lebih baik, termasuk sistem hormon dan endokrin. Sistem endokrin sangat membantu proses reproduksi, yaitu dengan cara mengatur pengangkutan hormon reproduksi menuju organ reproduksi.
Jenis pakan yang dapat memacu perkembangan dan pematangan gonad adalah cumi-cumi, udang, kepiting, dan kerang yang masih segar. Penambahan vitamin E ke dalam pakan juga diketahui dapat merangsang pematangan gonad. Vitamin E berfungsi untuk mencegah oksidasi EPA (eikosapentanoic acid). EPA diubah menjadi prostaglandin yang berberan dalam mempercepat pematangan gonad. Bersama dengan vitamin A yang berperan sebagai antioksidan, penambahan vitamin E juga akan meningkatkan fungsi PUFA (polyunsaturated fatty acid) yang diperlukan dalam proses pembentukan hormon.
E. Fungsi Pakan Pada Ikan Untuk Perbaikan Metabolisme Lemak
Ikan lebih mudah mencerna protein untuk memenuhi kebutuhan energinya daripada mencerna lemak atau karbohidrat. Kondisi ini kurang menguntungkan, mengingat sebaiknya protein diperuntukkan bagi pertumbuhan, sedangkan energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat. Beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ikan dalam mencerna lemak dan karbohidrat sehingga energi yang terkandung di dalamnya dapat dimanfaatkan.
Beberapa pabrik pakan menggunakan asam bile untuk meningkatkan kemampuan ikan dalam mencerna lemak. Asam bile merupakan cairan yang dihasilkan oleh hati. Senyawa ini banyak mengandung garam natrium dan garam kalium. Dalam proses pencernaan lemak, kedua jenis garam ini akan menurunkan tegangan permukaan lemak dan mengubah bentuk lemak menjadi bola-bola kecil (micelle). Lemak berbentuk bola-bola kecil ini relatif larut dalam air (membentuk emulsi) sehingga mudah diserap oleh tubuh.
Untuk meningkatkan daya cerna ikan terhadap lemak juga dapat dilakukan dengan penambahan lesitin. Lesitin merupakan lemak yang mengandung gliserol dan asam fosfat. Senyawa ini banyak terdapat di otak, kedelai, biji bunga matahari, jagung, dan kuning telur. Selain sebagai sumber lemak, lesitin juga berfungsi untuk menstabilkan lemak dalam saluran pencernaan. Dengan kandungan gliserol yang tinggi, lesitin mudah dicerna oleh ikan.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan penambahan mikroba. Selain menguraikan lemak sehingga mudah dicerna oleh ikan, mikroba juga dapat membantu pencernaan karbohidrat dan protein. Mikroba ini juga bisa ditambahkan dalam formulasi pakan ikan.
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
    Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
    Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).Kebutuhan Nutrisi Pada Ikan
Pada usaha budidaya ikan yang dilakukan secara tradisional, kebutuhan pakan ikan dapat dipenuhi oleh pakan alami yang tumbuh di kolam. Akan tetapi pada usaha budidaya ikan secara intensif, ketersediaan pakan alami tersebut sudah tidak mampu menopang pertumbuhan ikan secara optimal.
Telah kita sebutkan bahwa komponen bahan baku pembuatan pakan ikan dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu komponen penghasil energi dan komponen bukan penghasil energi.
Komponen Penghasil Energi. Komponen yang termasuk dalam kelompok ini akan menghasilkan energi bila dicerna oleh ikan. Tiga komponen zat gizi yang dapat menghasilkan energi yaitu protein, lemak, dan karbohidrat. Sebagian penulis menyebut ketiga komponen pakan tersebut merupakan komponen makro (macro component) karena dibutuhkan oleh ikan dalam jumlah relatif besar. Nilai energi dari komponen pakan adalah 4,0 kkal/g untuk protein; 9,0 kkal/g untuk lemak; dan 4,0 kkal/g untuk karbohidrat. Efisiensi energi pakan dalam budi daya ikan dianggap baik apabila berkisar antara 25-40%. Artinya, untuk memperoleh energi bagi pertumbuhanan sebesar 100 kkal dibutuhkan energi dalam pakan sehesar 250-400 kkal. Hal ini berarti energi yang dapat digunakan untuk pertumbuhan kurang dari 50% total energi dalam pakan, selebihnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan untuk hidup (cost of living).
Komponen Bukan Penghasil Energi. Meskipun tidak menghasilkan energi, komponen yang termasuk dalam kelompok ini tetap diperlukan oleh ikan untuk menjaga keseimbangan gizi di dalam tubuhnya. Komponen pakan yang tidak menghasilkan energi adalah vitamin dan mineral. Kedua komponen ini sangat besar peranannya dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Sebagian penulis menyebut komponen zat gizi ini merupakan komponen mikro (micro component) karma dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah relatif kecil.
Beberapa penulis menambahkan air sebagai zat gizi keenam. Meskipun bukan pakan dalam arti sehenarnya, air tetap diperlukan sebagai media proses metabolisme dan pembentukan cairan tubuh ikan.
A. Protein
Protein adalah senyawa yang terbentuk dari rangkaian asam amino yang berikatan sesamanya melalui ikatan peptida dan ikatan silang antara ikatan sulfhidril, ikatan hidrogen, dan ikatan van der waal. Dengan kata lain, protein merupakan suatu polimer heterogen yang terdiri atas ratusan, bahkan ribuan, molekul senyawa asam amino, yaitu komponen terkecil yang menyusun protein.
Protein merupakan material organik utama dalam jaringan dan organ tubuh ikan. Persentase protein di dalam tuhuh ikan berada pada posisi kedua setelah air, yakni berkisar antara 18-30%. Protein bersama komponen nitrogen lainnya juga membentuk senyawa-senyawa tertentu, seperti asam nukleat, enzim, hormon, vitamin, dan lain-lain.
Fungsi Protein. Ikan menggunakan protein secara efisien sebagai sumber energi. Sebagian besar energi yang dapat dicerna (digestible energy) dalam protein dapat dimetabolisme dengan lebih baik oleh ikan dibandingkan dengan hewan lainnya. Demikian pula, peningkatan panas akibat mengonsumsi protein pada ikan lebih rendah, yang berarti nilai energi produktif yang diberikan oleh protein kepada ikan lebih besar. Secara garis besar fungsi utama protein di dalam tubuh ikan adalah sebagai berikut :
Merupakan sumber energi bagi ikan, terutama apabila komponen lemak dan karbohidrat yang terdapat di dalam pakan tidak mampu memenuhi kebutuhan energi.
Berperan dalam pertumbuhan maupun pembentukan jaringan tubuh.
Berperan dalam perbaikan jaringan tubuh yang rusak.
Merupakan komponen utama dalam pembentukan enzim, hormon, dan antibodi.
Turut berperan dalam pembentukan gamet.
Berperan dalam proses osmoregulasi di dalam tubuh.
Protein yang diserap oleh ikan akan digunakan sebagai sumber energi, untuk memperbaiki protein jaringan, dan untuk pertumbuhan. Ketersediaan protein dibutuhkan secara terus-menerus karena asam amino digunakan secara terus-menerus untuk membentuk protein baru (selama pertumbuhan dan reproduksi) atau mengganti protein yang rusak (pemeliharaan).
B. Lemak
Lemak adalah senyawa organik yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (0) sebagai unsur utama. Beberapa di antaranya ada yang mengandung nitrogen (N) atau fosfor (P).
Secara umum, lemak dan minyak (keduanya sering disebut lipid) merupakan sumber energi paling tinggi dalam pakan ikan. Perbedaan antara lemak dan minyak hanya terletak pada titik cairnya (melting point). Lemak cenderung mempunyai titik cair lebih tinggi. Selain itu, lemak memiliki rantai molekul lebih panjang dan bobot molekul lebih berat.
Lemak dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu lemak sederhana, lemak campuran, dan lemak turunan.
Lemak sederhana (simple lipids) terdiri atas lemak netral (trigliserida), ester gliserol, wax (ester kolesterol, ester vitamin A atau D), dan lain-lain. Wax merupakan ester asam lemak dari alkohol berantai panjang, berperan sebagai sumber energi dan memperbaiki karakteristik fisika dan kimia.
Lemak campuran (compound lipids), misalnya fosfolipid yang merupakan ester asam lemak dan asam fosfatidik. Lemak ini merupakan komponen utama lemak pada membran sel.
Lemak turunan (derived lipids), yaitu produk hidrolisis dari lemak sederhana dan lemak campuran. Komponen utama lemak turunan adalah asam lemak.
Berdasarkan kejenuhannya, lemak dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lemak jenuh dan tidak jenuh. Kejenuhan lemak dapat diketahui berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap di antara atom karbon penyusunnya. Lemak tidak jenuh mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap, sedangkan
lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap. Lemak jenuh relatif sulit bereaksi karena titik cairnya relatif tinggi dibandingkan dengan lemak tidak jenuh.
Fungsi Lemak. Ikan menggunakan lemak sebagai sumber energi utama, pembentuk struktur sel "prekursor", dan pemelihara keutuhan biomembran yang berperan dalam pengangkutan antarsel untuk nutrien yang larut lemak, seperti sterol dan vitamin. Sterol adalah alkohol berantai panjang yang polisiklik. Fungsi utama senyawa ini adalah sebagai komponen pada sistem hormon, terutama dalam proses pematangan gonad dan fungsi fisiologis yang berkaitan dengan pemijahan. Aktivitas biomembran sangat dipengaruhi oleh asam lemak yang terdapat dalam fosfolipid.
Dalam pakan maupun daging ikan, lemak umumnya terdapat dalam bentuk trigliserida, fosfolipid, dan kadang-kadang wax. Trigliserida terbentuk dari molekul gliserol dengan tiga asam lemak. Fosfolipid juga dibentuk dari molekul gliserol, tetapi dengan hanya dua asam lemak. Pengganti asam lemak ketiga adalah asam fosfor dan jenis molekul lain (kolin, inositol, dan lain-lain). Wax merupakan ester yang terbuat dari asam lemak dan alkohol berantai panjang. Trigliserida berperan dalam penyimpanan lemak. Fosfolipid penting dalam pembentukan membran sel. Wax merupakan bentuk umum penyimpanan asam lemak pada beberapa zooplankton.
Sebagai sumber energi utama, kemampuan lemak untuk menghasilkan energi jauh lebih besar dibandingkan dengan karbohidrat atau protein. Namun, karena ikan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam mengonsumsi protein, peranan lemak sebagai sumber energi menempati kedudukan kedua setelah protein. Peranan penting lemak sebagai sumber energi terutama terdapat pada ikan karnivor. Pada ikan karnivor, ketersediaan karbohidrat sangat rendah. Penambahan lemak sebagai sumber energi akan meningkatkan keefektifan penggunaan protein (protein sparing effect).
C. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu komponen sumber energi. Tampaknya, peranan karbohidrat sebagai sumber energi bagi ikan belum dapat dipahami sepenuhnya. Ikan mempunyai kemampuan untuk menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi, akan tetapi juga dapat hidup tanpa pemberian karbohidrat. Diduga, ikan tidak mempunyai kebutuhan karbohidrat secara khusus, tetapi akan tumbuh lebih baik apabila pakan yang diberikan mengandung karbohidrat. Bahan baku pakan yang mengandung karbohidrat antara lain jagung, beras, dedak, tepung terigu, tapioka, dan sagu. Sebagian bahan di atas, selain berperan sebagai sumber karbohidrat juga berfungsi sebagai alat perekat (hinder) untuk mengikat komponen bahan baku dalam pembuatan pakan.
Karbohidrat terdiri atas serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Serat kasar sangat sulit dicerna oleh ikan, namun kehadirannya dalam pakan tetap diperlukan, yakni untuk meningkatkan gerak peristaltik usus. Pemberian serat kasar dalam pakan perlu diperhatikan. Kandungan serat kasar di dalam pakan udang sebaiknya tidak lebih dari 30%. Pemberian serat kasar dalam jumlah berlebihan dapat rnenyebabkan gangguan pada proses penyerapan pakan di dalam usus halus.
Unsur utama yang membentuk karbohidrat adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Apabila dibandingkan dengan lemak dan protein, karbohidrat relatif lebih mudah larut di dalam air, terutama golongan karbohidrat sederhana. Berdasarkan jumlah molekul yang dimilikinya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan utama.
Monosakarida. Monosakarida adalah golongan karbohidrat yang paling sederhana. Contoh: triosa, pentosa, dan heksosa. Monosakarida yang paling banyak terdapat di dalam sel adalah pentosa (ribosa dan dioksiribosa) dan heksosa (glukosa dan fruktosa).
Disakarida. Disakarida adalah golongan karbohidrat yang terdiri atas dua gugus monosakarida. Contoh: sukrosa (gula tebu), maltosa (gula anggur), laktosa (gula susu), dan selubiosa (hasil hidrolisis tidak sempurna dari selulosa).
Polisakarida. Polisakarida adalah kelompok karbohidrat yang terdiri atas sejumlah gugus monosakarida. Contoh: pati, kanji, selulosa, glikogen, pektin, kitin, lignin, amilosa, dan amilopektin.
Selain berfungsi sebagai sumber energi bagi ikan, karbohidrat juga berperan dalam menghemat penggunaan protein sebagai sumber energi. Apabila pakan yang diberikan kekurangan karbohidrat, ikan akan kurang efisien dalam penggunaan pakan berprotein untuk menghasilkan energi dan kebutuhan metabolik lainnya. Hubungan antara protein dan karbohidrat sering disebut protein sparing effect dari karbohidrat, di mana karbohidrat dapat menghemat protein. Diduga bahwa 0,23 g karbohidrat per 100 g pakan dapat menghemat 0,05 gram protein.
Karbohidrat juga berperan sebagai prekursor untuk berbagai metabolisme internal (intermediate metabolism) yang produknya dibutuhkan untuk pertumbuhan, misalnya asam amino non esensial dan asam nukleat. Di dalam tubuh ikan, karbohidrat disimpan sebagai cadangan energi di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen.
D. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang esensial bagi pertumbuhan. Meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil, vitamin berperan sangat penting untuk menjaga agar proses-proses yang terjadi di dalam tubuh ikan tetap berlangsung dengan balk.
Vitamin harus selalu didatangkan melalui pakan sebab tubuh ikan tidak mampu membuatnya sendiri. !kan yang mengandalkan pakan alami hampir tidak pernah kekurangan vitamin. Namun, apabila ikan dibudidayakan secara intensif di kolam, saluran, dan karamba, di mana pakan alami yang tersedia sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan ikan, penambahan vitamin sangat diperlukan.
Kandungan vitamin di dalam pakan buatan tergantung dari bahan baku yang digunakan dan bahan yang ditambahkan. Jumlah vitamin dapat berkurang atau rusak selama proses pembuatan dan penyimpanan pakan buatan. Oleh karena itu, perlu selalu dilakukan penambahan vitamin.
Sebagian besar vitamin akan rusak karena penanganan yang kurang cermat, baik selama proses pembuatan maupun penyimpanan pakan yang terlalu lama (lebih dari tiga bulan). Tiamin akan kehilangan aktivitasnya apabila pembuatan atau penyimpanan pakan dilakukan dalam kondisi basa atau mengandung sulfida. Beberapa vitamin akan mengalami perombakan lebih lanjut apabila terkena cahaya matahari secara langsung. Riboflavin harus dilindungi dari cahaya matahari atau cahaya lampu. Piridoksin tidak tahan terhadap udara dan cahaya matahari. Asam pantotenat kurang stabil apabila disimpan di tempat yang panas dan lembap. Cahaya matahari dan penyimpanan yang terlalu lama akan merusak aktivitas asam folat. Fungsi vitamin B-12 akan menurun apabila disimpan di tempat yang bersuhu tinggi. Vitamin E sangat sensitif terhadap proses oksidasi. Vitamin K dalam bentuk sintetis harus terlindung dari cahaya matahari secara langsung.
Tampak jelas bahwa fungsi vitamin mudah terganggu sehingga lebih baik segera digunakan. Jika terpaksa disimpan, sebaiknya vitamin di letakkan di tempat kering dan dingin, serta terhindar dari pengaruh cahaya matahari maupun cahaya lampu yang terlalu terang.
Klasifikasi dan Fungsi Vitamin. Secara garis besar, vitamin dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Golongan vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K. Sementara, goloagan yang larut dalam air yaitu vitamin B dan C. Vitamin B terdiri atas tiamin (B-1), riboflavin (B-2), piridoksin (B-6), sianokobalamin (B-12), niasin, biotin, kolin, asam folat, inositol, dan asam pantotenat.
Dalam proses osmoregulasi tubuh, vitamin mempunyai peranan yang penting, di antaranya sebagai berikut:
Merupakan katalisator (pemacu) dalam proses metabolisme. Vitamin merupakan bagian dari enzim atau koenzim yang berperan dalam pengaturan berbagai proses metabolisme. Vitamin mampu mempercepat proses perombakan pakan tanpa mengalami perubahan.
Membantu protein dalam memperbaiki dan membentuk sel baru.
Mempertahankan fungsi berbagai jaringan tubuh sebagaimana mestinya.
Turut berperan dalam pembentukan senyawa-senyawa tertentu di dalam tubuh.
E. Mineral
Mineral merupakan elemen anorganik yang dibutuhkan oleh ikan dalam pembentukan jaringan dan berbagai fungsi metabolisme dan osmoregulasi. Ikan juga menggunakan elemen anorganik tersebut untuk mempertahankan keseimbangan osmosis antara cairan tubuh dan cairan di sekitarnya. Mineral dibutuhkan dalam jumlah relatif kecil, namun berperan sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup, mengingat beberapa proses yang berlangsung di dalam tubuh ikan membutuhkan mineral.
Berdasarkan kebutuhannya, mineral dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral esensial dan mineral nonesensial. Mineral esensial harus selalu tersedia di dalam tubuh ikan dan harus disuplai dari pakan karena tubuh ikan tidak mampu memproduksi mineral ini. Sementara, mineral nonesensial yaitu mineral yang sebaiknya tersedia di dalam tubuh ikan.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya, mineral dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu makromineral dan mikromineral. Makromineral yaitu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah relatif besar, seperti kalsium (Ca), fosfor (P), belerang (S), natrium (Na), klorida (CI), magnesium (Mg), dan kalium (K). Sebaliknya, mikromineral adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah relatif kecil, yaitu kobalt (Co), selenium (Se), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), krom (Cr), fluor (F), iodium (I), besi (Fe), dan molibdenum (Mo). Mikromineral sering pula disebut sebagai trace mineral.
Kelengkapan mineral dalam pakan buatan belum memberikan jaminan akan kualitas nutrien pakan yang baik. Kelengkapan mineral akan memberikan dampak positif apabila diikuti dengan komposisi yang tepat dari nutrisi lainnya, seperti protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin. Komposisi pakan tersebut sangat berpengaruh terhadap penyerapan mineral oleh tubuh ikan. Sebagai contoh, penyerapan mineral esensial oleh ikan berlangsung dalam bentuk garam atau senyawa sukar larut (kecuali K dan Na). Bentuk-bentuk ini memerlukan protein yang berfungsi sebagai pembawa dan bahan-bahan lain untuk mempermudah penyerapan.
Fungsi Mineral. Fungsi utama mineral adalah berperan dalam proses pembentukan rangka, pernapasan, dan metabolisme. Mineral pembentuk rangka berperan dalam pembentukan struktur tubuh ikan, seperti tulang, gigi, dan sisik ikan. Mineral yang termasuk kelompok ini adalah Ca, P, F, dan Mg. Mineral Fe, Cu, dan Ca berperan besar dalam proses pernapasan. Sementara, mineral yang membantu proses metabolisme meliputi semua mineral, baik yang esensial maupun nonesensial. Mineral-mineral tersebut berperan dalam pembentukan enzim dan pengaturan keseimbangan antara cairan tubuh dan cairan lingkungannya.
Selain fungsi-fungsi utama tersebut, beberapa fungsi lain dari mineral adalah sebagai berikut:
Mengatur keseimbangan asam basa dan proses osmosis antara cairan tubuh dan lingkungannya (terutama Na, K, Ca, dan CI).
Berperan dalam proses pembekuan darah dan pembentukan hemoglobin (terutama Fe, Cu, dan Co).
Berperan penting dalam proses metabolisms (terutama Cl, Mg, dan P).
Mengatur fungsi sel (Cu dan Zn), membentuk fosfolipid dan bahan inti sel (S dan P), mematangkan kelenjar kelamin (Br), dan membentuk hormon tiroid (I).