Friday, December 30, 2011

Mengenal Transplantasi Terumbu Karang

December 30, 2011 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Transplantasi Terumbu Karang merupakan salah satu upaya rehabilitasi terumbu karang yang semakin terdegradasi melalui pencangkokan atau pemotongan karang hidup yang selanjutnya ditanam di tempat lain yang mengalami kerusakan atau menciptakan habitat baru. Teknik ini semakin populer baik di pihak pemerintah (KKP-red) maupun di kalangan masyarakat.
Transplantasi karang dapat dilakukan untuk berbagai tujuan yaitu : (1). Untuk pemulihan kembali terumbu karang yang telah rusak; (2).Untuk pemanfaatan terumbu karangsecara lestari (perdagangan karang hias); (3).Untuk perluasan Terumbu Karang; (4). Untuk tujuan pariwisata;(5). Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan statusterumbu karang; (6). Untuk tujuan perikanan; (7). Terumbu karang buatan; (8.) Untuk tujuan penelitian. Tercatat hampir seluruh dinas perikanan kota maupun provinsi di Indonesia yang memiliki kawasan terumbu karang dan mulai rusak mempunyai program rehabilitasi karang melalui teknik transplantasi karang.
Seiring dengan perjalanan di lapangan, telah muncul beberapa persepsi yang cenderung salah kaprah mengenai teknik transplantasi karang tersebut. Program rehabilitasi yang tidak didukung dengan sosialisasi mengenai pentingnya terumbu karang membuat program rehabilitasi ini diartikan sebagai salah satu cara yang paling efektif atau bahkan sebagai satu-satunya cara yang efektif untuk merehabilitasi karang. Sehingga teknik ini menjadi populer dan muncul persepsi di masyarakat bahwa jika terumbukarang mulai rusak maka saatnya dilakukan transplantasi karang. Beberapa kasus terjadi ketika nelayan sadar bahwa tangkapan ikan karangnya mulai menurun, dan mereka menganggap bahwa transplantasi karang dapat mengembalikan stok ikan karang dengan cepat. Di sisi lain praktik perikanan yang tidak lestari masih terus berlangsung. Padahal kegiatan tersebut merupakan faktor utama yang menyebabkan kerusakan karang yang pada akhirnya stok ikan karang pun menurun. Sehingga usaha-usaha perlindungan kawasan menjadi pilihan yang tidak populer dan menurut mereka cenderung merugikan karena adanya pembatasan mengenai penggunaan alat tangkap maupun pembatasan fishing ground.
1. Pemulihan Terumbu Karang yang Telah Rusak.
Transplantasi karang dengan tujuan pemulihan terumbu karang yang telah rusak dilakukan dengan memindahkan potongan karang hidup dari terumbu karang yang kondisinya masih baik ke lokasi terumbu karang telah rusak. Teknik dan prosedurnya sebagai berikut: (1) Lokasi pengambilan bibit di sekitar terumbu karang yang telah rusak (tidak boleh jauh dari lokasi penanaman) dengan kondisi terumbu karang yang masih baik. (2) Antara lokasi pengambilan bibit dengan lokasi terumbu karang yang telah rusak mempunyai kondisi lingkungan (kedalaman dan keadaan arus) yang mirip. (3) Pengambilan bibit dilakukan dengan memotong cabang karang induk di tempat, dan tidak melakukan pemotongan koloni karang induk yang letaknya saling berdekatan untuk menghindari kerusakan ekosistem secara menyolok. (4) Transportasi bibit dari lokasi pengambilan bibit dengan lokasi transplantasi tidak lebih dari satu jam.

2. Pemanfaatan Terumbu Karang Secara Lestari (Perdagangan Karang Hias).
Transplantasi untuk tujuan perdagangan karang hias, dilakukan dengan memindahkan potongan jenis-jenis karang hias yang diperdagangkan ke substrat buatan yang diletakkan di sekitar habitat terumbu karang alami, yang nantinya akan menjadi induk karang hias yang akan diperdagangkan. Teknik dan prosedurnya sebagai berikut: (1) Dilakukan oleh pengusaha karang hias yang telah mempunyai izin sebagai eksportir karang hias. (2) Jenis-jenis karang hias yang dibiakkan adalah jenis-jenis karang hias yang diperdagangkan untuk pembuatan aquarium dan tidak diperdagangkan sebagai karang mati. (3) Jumlah bibit karang hias yang akan ditanam sebagai induk karang hias sesuai dengan kuota yang telah memperoleh persetujuan dari MA. (4) Pengusaha melaporkan kepada MA tentang waktu kapan penanaman dimulai, lokasi pembiakan, jumlah, dan jenis karang hias yang akan ditanam.

3. Perluasan Terumbu Karang
Transplantasi terumbu karang dengan tujuan perluasan terumbu karang merupakan suatu usaha untuk membuat habitat terumbu karang baru atau merubah habiat lain di luar habitat terumbu karang menjadi habitat terumbu karang.
Persyaratan teknik dan prosedur pengambilan bibit dan tempat pengambilan bibit sama dengan persyaratan pada transplantasi terumbu karang untuk tujuan pemulihan terumbu karang yang rusak.

4. Tujuan Pariwisata
Transplantasi karang untuk tujuan wisata dibedakan dari transplantasi karang untuk tujuan perluasan terumbu karang. Tujuannya adalah untuk membuat habitat terumbu karang yang tinggi keanekaragaman hayatinya. Atau membuat panorama yang indah didasar laut seperti halnya di ekosistem terumbu karang. Untuk itu bibit karang yang akan dipindahkan harus terdiri dari jenis-jenis karang yang beraneka ragam bentuk dan warnanya.
Substrat dasar buatan harus menggambarkan bentuk dasar yang menarik dan tahan terhadap arus dan air laut. Selain itu, juga harus dibuat peta lokasi trasplantasi karang menurut kelompok atau jenis karang dan kedalamannya. Peta ini sangat berguna bagi para wisatawan maupun kelompok pelestarian terumbu karang.

5. Membangun Kesadaran Masyarakat
Transplantasi karang dengan tujuan membangun kesadaran masyarakat dilakukan oleh masyarakat pesisir yang sudah menyadari dampak negatif akibat kerusakan terumbu karang. Kegiatan pelatihan teknik transplantasi karang, cara penentuan lokasi pembibitan, cara pengambilan bibit dari induknya, cara pengangkutan bibit, cara penempelan bibit pada substratnya, dan selanjutnya cara pemeliharaannya dilaksanakan secara konsisten kepada masyarakat pesisir. Dengan menjaga keutuhan hasil transplantasi terumbu karang, masyarakat nelayan akan dapat merasakan hasilnya.

6. Pengelolaan Perikanan
Transplantasi karang dengan tujuan meningkatkan produksi perikanan sering disebut“Fish Aggregation Device” (FAD), yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengubah suatu perairan yang sepi ikan menjadi perairan yang banyak ikan. Terumbu karang buatan dibangun di sekitar terumbu karang, sehingga nelayan tidak lagi menangkap ikan di terumbu karang, tetapi berpindah di terumbu karang buatan.

7. Penelitian
Transplantasi karang untuk tujuan penelitian, dibedakan dari persyaratan yang harus dilakukan oleh pelaksana keenam transplantasi diatas, transplantasi untuk tujuan penelitian ini diberbolehkan mengambil bibit di sekitar lokasi penelitian, dengan teknik pemotongan cabang di tempat, tanpa memindahkan induknya. Karena transplantasi untuk tujuan penelitian biasanya tidak memerlukan banyak specimen, dan dengan biaya dan waktu sangat terbatas.
Tujuan transplantasi terumbu karang yang mempunyai karakteristik masing-masing. Jika sahabat ingin ikut berpartisipasi dalam pelestarian (khususnya transplantasi terumbu karang) bisa dipertimbangkan tujuan pencapaian kegiatan yang diinginkan. Untuk metode dan tahapan transplantasi terumbu karang saya tulis di kesempatan lain.

Wednesday, December 28, 2011

MEMILIH BAHAN BAKU PAKAN IKAN BUATAN (PELLET IKAN) YANG SPESIFIK LOKASI

December 28, 2011 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Kebutuhan Gizi Ikan
Ikan dapat tumbuh optimal jika memperoleh makanan yang cukup dan gizi seimbang.  Zat gizi bagi ikan diperlukan untuk menghasilkan tenaga, mengganti sel-sel rusak dan untuk pertumbuhan. Zat-zat gizi yang dibutuhkan antara lain : Protein, Lemak, Karbohidrat, vitamin, mineral dan air. Pakan merupakan salah satu faktor penunjang perkembangan budidaya ikan (baik ikan air tawar, ikan air payau, maupun ikan laut). Pakan sangat dibutuhkan oleh ikan sejak awal (mulai hidup) dari ukuran larva (burayak), dewasa sampai ukuran induk.
Pakan yang memiliki keseimbangan protein, lemak, dan serat untuk kebutuhan ikan tertentu akan memacu pertumbuhan ikan yang cepat besar, akan tetapi bila nutrisi yang dibutuhkan ikan kurang maka pertumbuhan ikan akan lambat berakibat pada biaya dan waktu panen yang cukup lama.
Kebutuhan gizi bagi ikan adalah untuk kelangsungan hidup ikan, kemudian untuk pertumbuhannya. Dalam meningkatkan hasil produksi ikan secara sangat perlu diberikan pakan yang berkualitas tinggi, artinya pakan ikan yang diberikan mencukupi kebutuhan nutrisi (gizi) ikan dan bermutu baik. Mengenal kebutuhan nutrisi ikan merupakan landasan dalam pembuatan pakan ikan, setiap ikan membutuhkan nilai gizi  (protein, lemak, dan serat) yang berbeda.
  1. Protein : merupakan sumber tenaga dan pertumbuhan paling utama bagi ikan. Kebutuhan protein 20-60%, optimum 30-36% dan kurang dari 6 % tidak tumbuh).
  2. Lemak : sumber tenaga (kebutuhan 4-18%)
  3. Karbohidrat : sumber tenaga
  4. Vitamin : sebagai katalisator/pemacu terjadinya metabolisme, jumlahnya sedikit tapi jika kekurangan akan terjadi gangguan dan penyakit.

Bahan Baku Pilihan
Pada kegiatan usaha budidaya ikan, kebutuhan pakan ikan adalah hal mutlak yang harus dipenuhi, namun demikian factor pakan menjadi hal yang sangat membebani pembudidaya, karena harga pakan ikan buatan atau pellet ikan yang begitu mahal.  Oleh karena itu, membuat pakan ikan/pellet ikan sendiri adalah keputusan yang sangat baik untuk menekan modal usaha budidaya ikan.  Pakan Buatan (pellet) adalah makanan yang di ramu dari beberapa macam bahan yang diolah dan menjadi bentuk khusus sesuai standar gizi yg dibutuhkan ikan.  
Pada kegiatan pembuatan pakan ikan/pellet ikan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan  bahan baku.  Pada proses pembuatan pakan ikan/pellet ikan yang terpenting yaitu bahwa bahan-bahan pakan ikan haruslah:
  • Bergizi tinggi
  • Mudah didapat
  • Mudah dibuat
  • Harga relatif murah
  • Tidak menagandung racun
  • Bukan merupakan makanan pokok manusia
Nilai nutrisi bahan-bahan hewani lebih baik dibandingkan dengan bahan nabati, karena selain kandungan proteinnya lebih tinggi, juga lebih mudah dicerna oleh ikan.  Bahan pakan ikan sebagai sumber protein nabati kebanyakan berasal dari biji-bijian dan daun-daunan yang banyak mengandung serat kasar, diantaranya adalah tepung jagung, dedak, tepung tapioka, tepung sagu, tepung biji-bijian dan tepung daun-daunan. Sedangkan sebagai sumber protein hewani biasanya berasal dari : tepung ikan, tepung tulang, tepung darah, dan tepung bekicot.
Berikut beberapa informasi nilai gizi penting dari bahan-bahan baku yang banyak terdapat dilingkungan sekitar kita (spesifik lokasi) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan (pellet ikan) dan memiliki nilai gizi yang cukup baik.  Untuk mengetahui nilai gizinya, kita harus melakukan pemeriksaan kimia dan laboratorium, tapi bagi para pekerja praktek dilapangan/pembudidaya tidak perlu melakukan pemeriksaan, melainkan cukup dengan melihat daftar komposisinya yang merupakan hasil penelitian para ahli, meskipun tidak tepat benar namun sudah cukup dijadikan bahan acuan.
Bahan baku sumber hewani.
1. Tepung Ikan
Protein                   22,65%
Lemak                   15,38%
Karbohidrat                -
Abu                       26,65%
Serat                       1,80%
2. Tepung Rebon
Protein                     59,4%
Lemak                       3,6%
Karbohidrat                3,2%
Abu                           -
Serat                         -
3. Tepung Benawa/anak kepiting laut
Protein                   23,38%
Lemak                   25,33%
Karbohidrat             0,06%
Abu                       31,41%
Serat                     11,82%
4. Tepung Kepala Udang
Protein                   53,74%
Lemak                     6,65%
Karbohidrat                   0%
Abu                         7,72%
Serat                       14,61%
5. Tepung Darah
Protein                   71,45%
Lemak                     0,42%
Karbohidrat           13,12%
Abu                          5,45%
Serat                         7.95
6. Tepung Kepompong Ulat Sutera
Protein                   46,74%
Lemak                   29,75%
Karbohidrat                 -
Abu                          4,86%
Serat                         8,89%
7. Tepung Anak Ayam
Protein                    61,56%
Lemak                    27,30%
Karbohidrat                -
Abu                          2,34%
Serat                        -
8. Tepung Tulang
Protein                   25,54%
Lemak                     3,80%
Karbohidrat               -
Abu                       61,60%
Serat                         1,80%
9. Tepung Bekicot
Protein                   54,29%
Lemak                     4,18%
Karbohidrat             30,45%
Abu                          4,07%
Kapur                         8,3%
Fosfor                       20,3%
10. Tepung Cacing Tanah
Protein            berkisar 72%
Asam amino esensial cukup lengkap
11. Tepung Artemia
Protein            berkisar 42%
Lemak            berkisar 20%
Asam amino esensial cukup lengkap
12. Ampas minyak hati ikan
Protein                   25,08%
Lemak                   56,75%
Karbohidrat                 -
Abu                         6,60%
Serat                          -
13. Telur Ayam/Itik
Protein                   12,8%
Lemak                   11,5%
Karbohidrat              0,7%
Abu                          -
Serat                        -
14. Tepung Susu Tak berlemak/Skim
Protein                   35,6%
Lemak                     1,0%
Karbohidrat             52,0%
Abu                          -
Serat                        -
15. Silase Ikan
Protein                   18-20%
Lemak                      1-2%
Karbohidrat                 -
Abu                           4-6%
Serat                          -
Kapur                        1-3%
Fosfor                    0,3-09%

Bahan Baku Sumber Nabati
1. Dedak
Protein                   11,35%
Lemak                   12,15%
Karbohidrat            28,62%
Abu                        10,5%
Serat                     24,46%
2. Dedak Gandum
Protein                   11,99%
Lemak                     1,48%
Karbohidrat            64,75%
Abu                        0,64%
Serat                       3,79%
3. Cantel atau Sorgum
Protein                     13,0%
Lemak                     2,05%
Karbohidrat             47,85%
Abu                         12,6%
Serat                       13,5%
4. Ampas Tahu
Protein                    23,55%
Lemak                      5,54%
Karbohidrat             26,92%
Abu                        17,03%
Serat                      16,53%
5. Bungkil Kelapa
Protein                   17,09%
Lemak                     9,44%
Karbohidrat             23,77%
Abu                         5,92%
Serat                       30,4%
6. Bungkil Kacang Tanah
Protein                    47,99%
Lemak                      10,9%
Karbohidrat               25,0%
Abu                            4,8%
Serat                          3,6%
7. Biji Kapuk atau Randu
Protein                     27,4%
Lemak                       5,6%
Karbohidrat               18,6%
Abu                            7,3%
Serat                         25,3%
8. Biji Kapas
Protein                     19,4%
Lemak                     19,5%
9. Tepung Terigu
Protein                        8,9%
Lemak                        1,3%
Karbohidrat                77,3%
Abu                          0,06%
Serat                          -
10. Tepung Kedelai
Protein                      39,6%
Lemak                      14,3%
Karbohidrat                29,5%
Abu                            5,4%
Serat                           2,8%
11. Tepung Daun Lamtoro
Protein                     36,82%
Lemak                        5,4%
Karbohidrat              16,08%
Abu                           1,31%
Serat                        18,14%
12. Tepung Daun Turi
Protein                    27,54%
Lemak                      4,73%
Karbohidrat             21,30%
Abu                         20,45%
Serat                       14,01%
13. Tepung Daun Ketela Pohon
Protein                   34,21%
Lemak                       4,6%
Karbohidrat             14,69%
Abu                            -
Serat                          -
Hal yang perlu diperhatikan dari bahan-bahan baku pakan buatan yang dapat dipilih tersebut, ada beberapa bahan baku yang secara alami memang mengandung racun. Contohnya biji kapas yang mengandung racun gosipol, biji kedelai dan juga kacang tanah mengandung lektin, atau daun lamtoro yang mengandung mimison, namun kondisi pada bahan tersebut dapat dihilangkan melalui pemerasan, pemasakan dan juga dengan membatasi jumlah pemakainnya. Selamat mencoba, memilih dan memanfaatkan bahan-bahan baku yang ada disekitar kita, semoga bermanfaat.