Friday, April 30, 2010

PENGOLAHAN IKAN CARA PEMBUATAN DENDENG IKAN NILA

April 30, 2010 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 3 comments


PENGOLAHAN IKAN NILA MENJADI DENDENG

Hasil panen Nila yang melimpah, menjadi salah satu turunya harga jual. Untuk mengatasi harga jual Nila agar stabil diperlukan teknik pengolahan ikan, dengan berbagai cara antara lain pengolahan ikan Nila menjadi Dendeng. Teknik pembuatan dendeng sangat mudah, produk dendeng merupakan produk tradisional ikan yang diolah secara mentah dan diberi bumbu kemudian dikeringkan dengan sinar matahari atau oven dengan suhu 60oC. Ada 2 macam produk dendeng : dendeng sayat dan dendeng daging lumat ikan.

Cara Pengolahan;

1. Ikan yang akan dibuat dendeng ikan yang berdaging tebal kemudian difillet dengan ketebalan 0.5 cm, Atau ikan kecil kemudian dibelah dan dihilangkan durinya.

2. Bumbu : Gula 30%, Garam dapur 5%, Bawang merah 3 %, Bawang putih 2 %, Ketumbar 3%, Asam 2%, Lengkuas 2 %

3. Fillet ikan dicampur dengan bumbu yang sudah dihaluskan dan biarkan 2-3 jam dijemur dengan sinar matahari.

4. Daging lumat dicampur dengan bumbu kemudian dicetak tipis dengan ketebalan 0.5 cm dalam loyang kemudian dikeringkan dengan sinar matahari sehingga membentuk lembaran dendeng.

Thursday, April 29, 2010

DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN DENGAN PEMBUATAN BAKSO IKAN TOMBRO

April 29, 2010 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 1 comment



BAKSO IKAN TOMBRO (KARPER)

Bakso ikan dapat diolah dari ikan Tombro, Surimi maupun daging lumat ikan sesuai dengan selera atau bahan yang tersedia. Pengolahan baso dari surimi akan menghasilkan baso yang berwarna lebih putih, dan mempunyai sifat kekenyalan yang tinggi. Agar mendapatkan baso yang kenyal, maka tapioka yang digunakan adalah pati yang telah mengalami modifikasi.

A. Bahan :

Daging lumat/Surimi, Tepung tapioka 16%, Garam 3%, Gula halus 3%, Bawang putih 3 %, Lada putih 0.6%, MSG 0.3%, TSP, 0.5%, sorbitol 0.2% serta air es secukupnya

B. Cara Pembuatan :

* Daging lumat Ikan Tombro + Garam + Phosphate aduk sampai merata

* Tambahkan sedikit demi sedikit tepung tapioka, diaduk dan tambahkan air es sedikit

* Tambahkan bumbu, gula, lada, penyedap rasa dan terakhir sorbitol à aduk sampai kalis

* Bentuk bulatan bakso dengan menggunakan mesin pencetak baso (minimal 5 kg) à yang dibawahnya sudah ada air hangat 60-70oc dan biarkan 15 menit.

* Setelah itu pindahkan ke air hangat suhu 40-600 c selama 20 menit masukkan ke dalam air mendidih dan masak sampai mengapung

* Setelah matang , angkat, tiriskan dan dinginkan bakso di suhu ruang atau pakai kipas

* Bakso siap dikemas/ divakum

Budidaya Bandeng Air tawar Sistem Polikultur di Ds. Talun Kec.kayen Kab.Pati

April 29, 2010 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 1 comment



Desa Talun Kecamatan Kayen kabupaten Pati merupakan daerah penghasil ikan bandeng air tawar sistem polikultur yang dibudidaya pada kolam air tawar, wilayah tersebut merupakan kawasan lahan bekas rawa yang tidak produktif dengan luasan sekitam 400 Ha. Lahan marjinal yang selama ini ditanami dengan padi atau tanaman palawija yang selalu gagal merupakan daerah genangan banjir yang rutin melanda kawasan tersebut. Pada tahun 1996 Pak H Amir atau Pak Carik Talun mulai mencoba membuat kolam secara manual dengan cangkul untuk membuat tanggul guna budidaya bandeng air tawar sistem polikultur dengan komoditas Bandeng, Tawes dan Nila gift dan Tombro, ternyata hasil panennya memuaskan. Keberhasilan Pak H Amir dalam memanfaatkan lahan rawa menjadi lahan perikanan ternyata membawa berkah dan inspirasi bagi masyarakat Desa Talun untuk meniru usahatani budidaya bandeng air tawar di lahan sawah. Para petani tanaman pangan mulai membuka lahan mereka secara besar-besaran dengan menyewa Eksavator dibuat kolam ada yang luasannya 1 Ha - 2 Ha. Usahatani budidaya ikan bandeng air tawar mengalami pekembangan dari tahun ke tahun baik dalam kualitas maupun kuantitas, hingga pada saat sekarang tahun 2010 seluruh kolam yang ada di Desa Talun ± 162,5 Ha. Dari kondisi awal lahan marjinal terjadi perubahan yang sangat signifikan, antara lain berkembang usaha pemancingan, usaha perbenihan ikan Tombro dan Nila Merah, diversifikasi budidaya ikan Bawal air tawar, Patin serta berkembang warung makan. Usaha budidaya bandeng air tawar produksinya melimpah dipasarkan di pasar lokal dan luar daerah, juga sebagian diolah menjadi bandeng presto, bandeng tanpa duri, bakso tombro. Telah dibangun sarana budidaya berupa saluran air sebgai saluran pemasok air dari sungai, pompa air, pasar benih dan handling space dibangun untuk meningkatkan kelancaran usaha juga dibangun jalan beraspal. Sampai saat ini yang menjadi masalah adalah sungai Juwana yang dangkal sehingga menjadi penyebab banjir rutin setiap tahun, juga listrik belum masuk ke kawasan budidaya di Desa Talun. Telah dicoba beberapa komoditas ikan maupun udang sebagai komoditas alternatif yang menguntungkan, tetapi sampai saat ini belum begitu nampak hasil yang signifikan untuk komoditas alternatif yang prospektif.

Kongres Nasional Penyuluh Perikanan Indonesia Tahun 2008 di Jakarta

April 29, 2010 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Kongres pertama Penyuluh Perikanan di Indonesia dilaksanakan pada tanggal 2 Desember sampai dengan tanggal 4 Desember tahun 2008 di Jakarta. Dihadiri Penuluh Perikanan se Indonesia beserta beberapa Bupati, Kepala Dinas Kabupaten dan Ketua Komisi III DPRRI Bp Arifin Junaidi, Bp Nurjana sebagai Dirjen Budidaya, Badan Kepegawaian Negara, MENPAN. Kegiatan Kongres diisi dengan pendeklarasian Penyuluh Perikanan dengan turunya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : PER/19/M.PAN/10/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya. Forum diskusi disi oleh beberapa nara sumber dari berbagai pakar, Bupati dan Dirjen serta Staf Ahli Menpan. Hasil yang sangat penting adalah terbentuknya wadah profesi Penyuluh Perikanan yang bernama IPKANI (Ikatan Penyuluh Perikanan Indonesia) serta terbentunya kepengurusan IPKANI di pusat. Dengan lahirnya Peraturan Menpan maka lahirlah Penyuluh Perikanan yang diharapkan ahli di bidang perikanan yang ahli penyuluhan, lahirnya penyuluh perikanan yang profesional dan monovalent. Selama ini Kementerian Kelautan dan Perikanan belum mempunyai penyuluh perikanan, penyuluh yang ada adalah penyuluh pertanian yang membidangi penyuluhan perikanan. Kekuatan hukum yang ada diharapkan akan lebih memperkuat penyuluhan bidang perikanan yang tangguh membangun pelaku Utama dan Usaha bidang perikanan. Pembangunan industrialisasi bidang perikanan yang berbasis pada pelaku Utama dan pelaku Usaha. Penyuluh Perikanan bersifat monovalent tetapi karena keterbatasan sumber daya manusia maka masih polivalent, artinya penyuluhan dilaksanakan hanya bidang perikanan tetapi belum bersifat spesifik, misal ; penyuluh bidang pengolahan, bidang penangkapan, bidang budidaya, bidang konservasi pantai dan pulau kecil. Harapan ke depan di tahun-tahun mendatang penyuluh perikanan merupakan profesi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya pelaku utama dan usaha bidang perikanan guna membangun industrialisasi perikanan yang berbasis pada pelaku utama dan usaha. Wadah yang profesi yang sudah terbentuk diharapkan bisa mempererat dan memperkokoh penyuluhan perikanan yang didukung penyuluh perikanan kontrak, swasta dan penyuluh perikanan swadaya. Semoga kegiatan semacam ini bisa diselenggarakan secara berkala mungkin 1 tahunan, 2 tahunan atau 3 tahun sekali.