Sabtu tanggal 6 November 2010 Bp Iskandar Direktur Produksi pada Kementerian Kelautan dan Perikanan RI berkunjung di Ds.Talun Kec.Kayen Kab.Pati, dalam rangka kunjungan kerja, juga hadir Kepala Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara dan mantan Kepala BBPBAP Jepara Bp Suharno. Talun merupakan salah satu dari 6 wilayah di Indonesia yang pernah melaksanakan Program Prasasti Mina dari BPSDMKP PUSBANGLUH. Produk unggulan spesifik lokasi budidaya ikan Bandeng air tawar sistem polikultur cukup terkenal, beliau mengatakan “saya memang sudah mendengar tetapi masih belum percaya 100% kalau di Ds.Talun bisa berkembang budidaya ikan seperti ini, setelah sampai di sini baru saya percaya”. Di desa Talun usaha budidaya polikultur berkembang Bandeng air tawar dengan ikan Karper (Tombro), Nila dan Patin. Pada tahun-tahun sebelumnya polikultur ikan Bandeng dengan ikan Tawes, Nila, Karper/Tombro, tetapi sekarang polikultur ikan Tawes digantikan dengan ikan Patin, bahkan pakan yang digunakan ikan Patin merupakan hasil buatan sendiri dengan peralatan yang sederhana. Usaha perbenihan ikan Karper berkembang cukup pesat, untuk memenuhi pasar waduk Jatiluhur Jawa Barat, Kedungombo dan kebutuhan lokal. Menurut Bp Direktur bahwa di Talun masih bisa ditingkatkan dengan cara intensifikasi untuk meningkatkan produksi dalam rangka mendukung peningkatan produksi 353% tercapai pada tahun 2014. Pelaku utama dan usaha agar bisa memprediksi bahwa peningkatan produksi harus diimbangi dengan pemasaran hasil. Memang sudah ada upaya penanganan pasca panen ikan Bandeng dengan pengolahan cabut duri, presto, pengasapan dan juga dijual sebagai Bandeng umpan ke P Bali. Untuk berhasil kita harus bisa menguasai pasar ekspor. Pelaku utama dan usaha sempat menanyakan kelangsungan Prasasti Mina yang direncanakan 5 tahun tetapi berhenti setelah berjalan 2 tahun, mungkin ada program pengganti lainnya untuk mengangkat daerah spesifik yang berbasis budidaya kawasan rawa. Di Talun lahan rawa yang tersedia ± 275 Ha, juga desa sekitarnya di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati yang masih menunggu untuk dibuka mengembangkan usahatani budidaya ikan maupun pembenihan. Menindak lanjuti himbauan bapak Presiden pada acara Sail Banda 2010 di Maluku mencanangkan lumbung ikan nasional, pelaku utama dan usaha di Talun yang tak pernah berhenti berpuas diri selalu berusaha lebih baik dan maju, sangat mendukung serta ikut serta mensukseskan lumbung ikan nasional. Semoga kehadiran kunjungan kerja Direktur Produksi bisa memotivasi meningkatnya kemajuan perikanan serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat bagi Desa Talun kususnya serta Kabupaten Pati pada umumnya.
Monday, November 8, 2010
Saturday, May 8, 2010
Teknologi Praktis Budidaya Ikan sistem Karamba Jala Apung
Friday, April 30, 2010
PENGOLAHAN IKAN CARA PEMBUATAN DENDENG IKAN NILA
PENGOLAHAN IKAN NILA MENJADI DENDENG
Hasil panen Nila yang melimpah, menjadi salah satu turunya harga jual. Untuk mengatasi harga jual Nila agar stabil diperlukan teknik pengolahan ikan, dengan berbagai cara antara lain pengolahan ikan Nila menjadi Dendeng. Teknik pembuatan dendeng sangat mudah, produk dendeng merupakan produk tradisional ikan yang diolah secara mentah dan diberi bumbu kemudian dikeringkan dengan sinar matahari atau oven dengan suhu 60oC. Ada 2 macam produk dendeng : dendeng sayat dan dendeng daging lumat ikan.
Cara Pengolahan;
1. Ikan yang akan dibuat dendeng ikan yang berdaging tebal kemudian difillet dengan ketebalan 0.5 cm, Atau ikan kecil kemudian dibelah dan dihilangkan durinya.
2. Bumbu : Gula 30%, Garam dapur 5%, Bawang merah 3 %, Bawang putih 2 %, Ketumbar 3%, Asam 2%, Lengkuas 2 %
3. Fillet ikan dicampur dengan bumbu yang sudah dihaluskan dan biarkan 2-3 jam dijemur dengan sinar matahari.
4. Daging lumat dicampur dengan bumbu kemudian dicetak tipis dengan ketebalan 0.5 cm dalam loyang kemudian dikeringkan dengan sinar matahari sehingga membentuk lembaran dendeng.
Thursday, April 29, 2010
DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN DENGAN PEMBUATAN BAKSO IKAN TOMBRO
BAKSO IKAN TOMBRO (KARPER)
Bakso ikan dapat diolah dari ikan Tombro, Surimi maupun daging lumat ikan sesuai dengan selera atau bahan yang tersedia. Pengolahan baso dari surimi akan menghasilkan baso yang berwarna lebih putih, dan mempunyai sifat kekenyalan yang tinggi. Agar mendapatkan baso yang kenyal, maka tapioka yang digunakan adalah pati yang telah mengalami modifikasi.
A. Bahan :
Daging lumat/Surimi, Tepung tapioka 16%, Garam 3%, Gula halus 3%, Bawang putih 3 %, Lada putih 0.6%, MSG 0.3%, TSP, 0.5%, sorbitol 0.2% serta air es secukupnya
B. Cara Pembuatan :
Daging lumat Ikan Tombro + Garam + Phosphate aduk sampai merata
Tambahkan sedikit demi sedikit tepung tapioka, diaduk dan tambahkan air es sedikit
Tambahkan bumbu, gula, lada, penyedap rasa dan terakhir sorbitol à aduk sampai kalis
Bentuk bulatan bakso dengan menggunakan mesin pencetak baso (minimal 5 kg) à yang dibawahnya sudah ada air hangat 60-70oc dan biarkan 15 menit.
Setelah itu pindahkan ke air hangat suhu 40-600 c selama 20 menit masukkan ke dalam air mendidih dan masak sampai mengapung
Setelah matang , angkat, tiriskan dan dinginkan bakso di suhu ruang atau pakai kipas
Bakso siap dikemas/ divakum