Monday, November 8, 2010

Direktur Produksi dari Direktorat Jendral Kementerian Kelautan dan Perikanan RI datang di Talun

November 08, 2010 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 2 comments



Sabtu tanggal 6 November 2010 Bp Iskandar Direktur Produksi pada Kementerian Kelautan dan Perikanan RI berkunjung di Ds.Talun Kec.Kayen Kab.Pati, dalam rangka kunjungan kerja, juga hadir Kepala Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara dan mantan Kepala BBPBAP Jepara Bp Suharno. Talun merupakan salah satu dari 6 wilayah di Indonesia yang pernah melaksanakan Program Prasasti Mina dari BPSDMKP PUSBANGLUH. Produk unggulan spesifik lokasi budidaya ikan Bandeng air tawar sistem polikultur cukup terkenal, beliau mengatakan “saya memang sudah mendengar tetapi masih belum percaya 100% kalau di Ds.Talun bisa berkembang budidaya ikan seperti ini, setelah sampai di sini baru saya percaya”. Di desa Talun usaha budidaya polikultur berkembang Bandeng air tawar dengan ikan Karper (Tombro), Nila dan Patin. Pada tahun-tahun sebelumnya polikultur ikan Bandeng dengan ikan Tawes, Nila, Karper/Tombro, tetapi sekarang polikultur ikan Tawes digantikan dengan ikan Patin, bahkan pakan yang digunakan ikan Patin merupakan hasil buatan sendiri dengan peralatan yang sederhana. Usaha perbenihan ikan Karper berkembang cukup pesat, untuk memenuhi pasar waduk Jatiluhur Jawa Barat, Kedungombo dan kebutuhan lokal. Menurut Bp Direktur bahwa di Talun masih bisa ditingkatkan dengan cara intensifikasi untuk meningkatkan produksi dalam rangka mendukung peningkatan produksi 353% tercapai pada tahun 2014. Pelaku utama dan usaha agar bisa memprediksi bahwa peningkatan produksi harus diimbangi dengan pemasaran hasil. Memang sudah ada upaya penanganan pasca panen ikan Bandeng dengan pengolahan cabut duri, presto, pengasapan dan juga dijual sebagai Bandeng umpan ke P Bali. Untuk berhasil kita harus bisa menguasai pasar ekspor. Pelaku utama dan usaha sempat menanyakan kelangsungan Prasasti Mina yang direncanakan 5 tahun tetapi berhenti setelah berjalan 2 tahun, mungkin ada program pengganti lainnya untuk mengangkat daerah spesifik yang berbasis budidaya kawasan rawa. Di Talun lahan rawa yang tersedia ± 275 Ha, juga desa sekitarnya di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati yang masih menunggu untuk dibuka mengembangkan usahatani budidaya ikan maupun pembenihan. Menindak lanjuti himbauan bapak Presiden pada acara Sail Banda 2010 di Maluku mencanangkan lumbung ikan nasional, pelaku utama dan usaha di Talun yang tak pernah berhenti berpuas diri selalu berusaha lebih baik dan maju, sangat mendukung serta ikut serta mensukseskan lumbung ikan nasional. Semoga kehadiran kunjungan kerja Direktur Produksi bisa memotivasi meningkatnya kemajuan perikanan serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat bagi Desa Talun kususnya serta Kabupaten Pati pada umumnya.

Saturday, May 8, 2010

Teknologi Praktis Budidaya Ikan sistem Karamba Jala Apung

May 08, 2010 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Daerah Pati selatan yaitu Kecamatan Kayen, Gabus, Sukolilo dan Winong merupakan kawasan yang secara rutin menjadi genangan banjir bila musim penghujan tiba, karena sudah turun temurun banjir tersebut tidak menjadi penghambat bagi masyarakat Desa Talun Kecamatan Kayen kabupaten Pati untuk melaksanakan aktivitas dengan berusaha budidaya perikanan setiap tahunnya. Hal ini berkalitan dengan keselamatan ikan yang dibudidaya yang hanyut dibawa air bah, sekarang dikembangkan cara budidaya dengan menggunakan Karamba Jaring Apung.
Suatu upaya untuk tetap berkarya dan menangkap peluang disetiap musim dengan mengantisipasi bencana rutin dengan teknologi Karamba jaring Apung. Cara budidaya dengan KJA sangat sederhana dan praktis, kalau menginginkan peralatan KJA yang bagus, kuat, dan tahan lama, maka dibuat peralatan KJA yang dibuat dari kerangka besi dan pelampungnya dari drum bekas oli. Untuk jaring menggunakan mata jaring sesuai dengan penggunaan KJA nantinya untuk budidaya ukuran benih tetentu, sehingga sejak perencanaan pembuatan bisa ditentukan.
Apabila menghendaki biaya yang lebih rendah dengan manfaat yang sama, maka dipergunakan bahan yang lebih murah, kerangka bambu dengan pelampung dari blung air bekas.
Karamba Jaring Apung memiliki kelebihan bisa naik turun sesuai dengan ketinggian air di sekitar, apabila di pasang di sungai atau daerah yang memiliki perairan bebas, bisa mendapatkan manfaat makanan alami yang hanyut di perairan umum sehingga dalam pemberian pakan tambahan lebih hemat. Karena kondisi luasannya yang terbatas maka budidaya di KJA bisa terpantau lebih baik sehingga ikan yang dibudidaya lebih terjaga.
Dengan keberhasilan budidaya sistem Karamba Jaring Apung maka juga berkembang usaha perbenihan menggunakan KJA, apabila direncanakan untuk perbenihan maka mata jaring dipersiapkan ukuran kecil.
Banyak manfaat pengunaan Karamba jaring Apung antara lain ;
1. Melaksanakan budidaya yang terpantau dengan pengemdalian yang cukup baik baik dari segi teknik maupun keamanan.
2. Menjaga kelangsungan usaha budidaya di segala musim dan pada waktu banjir.
3. Memanfaatkan secara optimal waktu dan musim untuk dalam berproduksi.
4. Memudahkan dalam penanganan panen dan menghemat biaya panen.
5. Dapat memanfaatkan pakan alami sehingga bisa menekan biaya produksi pakan.

Friday, April 30, 2010

PENGOLAHAN IKAN CARA PEMBUATAN DENDENG IKAN NILA

April 30, 2010 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 3 comments


PENGOLAHAN IKAN NILA MENJADI DENDENG

Hasil panen Nila yang melimpah, menjadi salah satu turunya harga jual. Untuk mengatasi harga jual Nila agar stabil diperlukan teknik pengolahan ikan, dengan berbagai cara antara lain pengolahan ikan Nila menjadi Dendeng. Teknik pembuatan dendeng sangat mudah, produk dendeng merupakan produk tradisional ikan yang diolah secara mentah dan diberi bumbu kemudian dikeringkan dengan sinar matahari atau oven dengan suhu 60oC. Ada 2 macam produk dendeng : dendeng sayat dan dendeng daging lumat ikan.

Cara Pengolahan;

1. Ikan yang akan dibuat dendeng ikan yang berdaging tebal kemudian difillet dengan ketebalan 0.5 cm, Atau ikan kecil kemudian dibelah dan dihilangkan durinya.

2. Bumbu : Gula 30%, Garam dapur 5%, Bawang merah 3 %, Bawang putih 2 %, Ketumbar 3%, Asam 2%, Lengkuas 2 %

3. Fillet ikan dicampur dengan bumbu yang sudah dihaluskan dan biarkan 2-3 jam dijemur dengan sinar matahari.

4. Daging lumat dicampur dengan bumbu kemudian dicetak tipis dengan ketebalan 0.5 cm dalam loyang kemudian dikeringkan dengan sinar matahari sehingga membentuk lembaran dendeng.

Thursday, April 29, 2010

DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN DENGAN PEMBUATAN BAKSO IKAN TOMBRO

April 29, 2010 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 1 comment



BAKSO IKAN TOMBRO (KARPER)

Bakso ikan dapat diolah dari ikan Tombro, Surimi maupun daging lumat ikan sesuai dengan selera atau bahan yang tersedia. Pengolahan baso dari surimi akan menghasilkan baso yang berwarna lebih putih, dan mempunyai sifat kekenyalan yang tinggi. Agar mendapatkan baso yang kenyal, maka tapioka yang digunakan adalah pati yang telah mengalami modifikasi.

A. Bahan :

Daging lumat/Surimi, Tepung tapioka 16%, Garam 3%, Gula halus 3%, Bawang putih 3 %, Lada putih 0.6%, MSG 0.3%, TSP, 0.5%, sorbitol 0.2% serta air es secukupnya

B. Cara Pembuatan :

* Daging lumat Ikan Tombro + Garam + Phosphate aduk sampai merata

* Tambahkan sedikit demi sedikit tepung tapioka, diaduk dan tambahkan air es sedikit

* Tambahkan bumbu, gula, lada, penyedap rasa dan terakhir sorbitol à aduk sampai kalis

* Bentuk bulatan bakso dengan menggunakan mesin pencetak baso (minimal 5 kg) à yang dibawahnya sudah ada air hangat 60-70oc dan biarkan 15 menit.

* Setelah itu pindahkan ke air hangat suhu 40-600 c selama 20 menit masukkan ke dalam air mendidih dan masak sampai mengapung

* Setelah matang , angkat, tiriskan dan dinginkan bakso di suhu ruang atau pakai kipas

* Bakso siap dikemas/ divakum

Budidaya Bandeng Air tawar Sistem Polikultur di Ds. Talun Kec.kayen Kab.Pati

April 29, 2010 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 1 comment



Desa Talun Kecamatan Kayen kabupaten Pati merupakan daerah penghasil ikan bandeng air tawar sistem polikultur yang dibudidaya pada kolam air tawar, wilayah tersebut merupakan kawasan lahan bekas rawa yang tidak produktif dengan luasan sekitam 400 Ha. Lahan marjinal yang selama ini ditanami dengan padi atau tanaman palawija yang selalu gagal merupakan daerah genangan banjir yang rutin melanda kawasan tersebut. Pada tahun 1996 Pak H Amir atau Pak Carik Talun mulai mencoba membuat kolam secara manual dengan cangkul untuk membuat tanggul guna budidaya bandeng air tawar sistem polikultur dengan komoditas Bandeng, Tawes dan Nila gift dan Tombro, ternyata hasil panennya memuaskan. Keberhasilan Pak H Amir dalam memanfaatkan lahan rawa menjadi lahan perikanan ternyata membawa berkah dan inspirasi bagi masyarakat Desa Talun untuk meniru usahatani budidaya bandeng air tawar di lahan sawah. Para petani tanaman pangan mulai membuka lahan mereka secara besar-besaran dengan menyewa Eksavator dibuat kolam ada yang luasannya 1 Ha - 2 Ha. Usahatani budidaya ikan bandeng air tawar mengalami pekembangan dari tahun ke tahun baik dalam kualitas maupun kuantitas, hingga pada saat sekarang tahun 2010 seluruh kolam yang ada di Desa Talun ± 162,5 Ha. Dari kondisi awal lahan marjinal terjadi perubahan yang sangat signifikan, antara lain berkembang usaha pemancingan, usaha perbenihan ikan Tombro dan Nila Merah, diversifikasi budidaya ikan Bawal air tawar, Patin serta berkembang warung makan. Usaha budidaya bandeng air tawar produksinya melimpah dipasarkan di pasar lokal dan luar daerah, juga sebagian diolah menjadi bandeng presto, bandeng tanpa duri, bakso tombro. Telah dibangun sarana budidaya berupa saluran air sebgai saluran pemasok air dari sungai, pompa air, pasar benih dan handling space dibangun untuk meningkatkan kelancaran usaha juga dibangun jalan beraspal. Sampai saat ini yang menjadi masalah adalah sungai Juwana yang dangkal sehingga menjadi penyebab banjir rutin setiap tahun, juga listrik belum masuk ke kawasan budidaya di Desa Talun. Telah dicoba beberapa komoditas ikan maupun udang sebagai komoditas alternatif yang menguntungkan, tetapi sampai saat ini belum begitu nampak hasil yang signifikan untuk komoditas alternatif yang prospektif.

Kongres Nasional Penyuluh Perikanan Indonesia Tahun 2008 di Jakarta

April 29, 2010 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Kongres pertama Penyuluh Perikanan di Indonesia dilaksanakan pada tanggal 2 Desember sampai dengan tanggal 4 Desember tahun 2008 di Jakarta. Dihadiri Penuluh Perikanan se Indonesia beserta beberapa Bupati, Kepala Dinas Kabupaten dan Ketua Komisi III DPRRI Bp Arifin Junaidi, Bp Nurjana sebagai Dirjen Budidaya, Badan Kepegawaian Negara, MENPAN. Kegiatan Kongres diisi dengan pendeklarasian Penyuluh Perikanan dengan turunya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : PER/19/M.PAN/10/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya. Forum diskusi disi oleh beberapa nara sumber dari berbagai pakar, Bupati dan Dirjen serta Staf Ahli Menpan. Hasil yang sangat penting adalah terbentuknya wadah profesi Penyuluh Perikanan yang bernama IPKANI (Ikatan Penyuluh Perikanan Indonesia) serta terbentunya kepengurusan IPKANI di pusat. Dengan lahirnya Peraturan Menpan maka lahirlah Penyuluh Perikanan yang diharapkan ahli di bidang perikanan yang ahli penyuluhan, lahirnya penyuluh perikanan yang profesional dan monovalent. Selama ini Kementerian Kelautan dan Perikanan belum mempunyai penyuluh perikanan, penyuluh yang ada adalah penyuluh pertanian yang membidangi penyuluhan perikanan. Kekuatan hukum yang ada diharapkan akan lebih memperkuat penyuluhan bidang perikanan yang tangguh membangun pelaku Utama dan Usaha bidang perikanan. Pembangunan industrialisasi bidang perikanan yang berbasis pada pelaku Utama dan pelaku Usaha. Penyuluh Perikanan bersifat monovalent tetapi karena keterbatasan sumber daya manusia maka masih polivalent, artinya penyuluhan dilaksanakan hanya bidang perikanan tetapi belum bersifat spesifik, misal ; penyuluh bidang pengolahan, bidang penangkapan, bidang budidaya, bidang konservasi pantai dan pulau kecil. Harapan ke depan di tahun-tahun mendatang penyuluh perikanan merupakan profesi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya pelaku utama dan usaha bidang perikanan guna membangun industrialisasi perikanan yang berbasis pada pelaku utama dan usaha. Wadah yang profesi yang sudah terbentuk diharapkan bisa mempererat dan memperkokoh penyuluhan perikanan yang didukung penyuluh perikanan kontrak, swasta dan penyuluh perikanan swadaya. Semoga kegiatan semacam ini bisa diselenggarakan secara berkala mungkin 1 tahunan, 2 tahunan atau 3 tahun sekali.

Sunday, January 3, 2010

Kegiatan Magang Pengolahan Hasil Perikanan di BPPP Tegal

January 03, 2010 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments

Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia khususnya kesetaraan kaum Perempuan maka Kelompok Pengolah "Mina Rizqi' desa Talun, kecamatan Kayen, kabupaten Pati difasilitas oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pati melaksanakan magang pengolahan hasil perikanan. Pelaksanan magang di BPPP Tegal pada tanggal 24 November - 30 November 2008. Peserta magang pelaku Utama bidang Pengolahan Hasil Perikanan sejumlah 5 orang dengan didampingi oleh 1 orang Penyuluh Perikanan. Upaya peningkatan kasitas pelaku Utama dan Usaha diharapkan bisa meningkatkan pendapatan ibu-ibu sebagai pendamping suami, menambah nilai tambah barang mentah menjadi olahan dan merubah bentuk. Usaha pengolahan hasil perikanan yang ditekuni antara lain ; Bandeng Tanpa Duri, Pengasapan ikan, Bakso Tombro, Nugget, Dendeng Tombro dan sebagainya. Upaya meningkatkan nilai tambah tersebut terdapat kendala dalam pemasaran, usaha pengolahan hasil tersebut sangat penting dan mendukung keberhasilan usaha pengolahan. Upaya mendukung kegiatan Prasasti Mina yang berbentuk kegiatan magang tersebut sangat penting sekali untuk ditindak lanjuti agar upaya peningkatan kapasitas Pelaku Utama dan Usaha tidak sia-sia. Melihat potensi hasil budidaya di Talun berupa ikan Bandeng segar, Tombro dan Nila perlu ditangani dengan cepat agar kualitasnya tidak menurun. Produksi yang diserap pasar lokal dan luar kota dalam bentuk segar, perlu dikembangkan dengan diversikasi pengolahan hasil perikanan. Untuk kegiatan magang perlu dilakukan berkali-kali di lokasi yang lain agar wawasan dan cakrawala usaa para pelaku Utama dan Usaha cepat berkembang dan meningkat.

Magang Pembesaran Ikan Air Tawar di BPIP Muntilan Kab. Magelang

January 03, 2010 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati 2 comments

Dalam rangka Pendampingan Mendukung Kegiatan Prasasti Mina di Ds. Talun Kec. Kayen Kab.Pati, maka Pemerintah Kabupaten Pati melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati secara konsisten melaksanakan sharing kegiatan yang di danai oleh Kabupaten. Kegiatan magang pembesaran ikan air tawar merupakan upaya untuk meningkatkan Kapasitas Pelaku Utama dan Usaha bidang Pembesaran Ikan dilaksanakan pada tanggal 24 November - 29 November 2008. Salah satu metode penyuluhan yang berbentuk magang adalah metode yang sangat penting serta efektif guna meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (PKS) di bidang perikanan. Talun merupakan wilayah kawasan rawa, sehingga perlu sekali dikembangkan sektor perikanan yang secara khusus bisa mengembangkan kawasan rawa menjadi kawasan yang produktif. Dengan keberhasilan usaha budidaya ikan Bandeng sistem polikultur denga Karper dan Tawes, maka kawasan rawa desa Talun yang dulu tidak ada nilainya sekarang menjadi kawasan yang produktif, menarik bagi wisatawan serta berkembang usaha yang prospektif. Sejak tahun 1998 usaha budidaya ikan Bandeng Air Tawar berhasil dikembangkan maka dari berbagai komoditas lain juga mulai diupayakan di Talun yang antara lain ; dicoba ikan Patin, Bawal Air Tawar, Gurami, udang Galah, Udang Vanname salinitas rendah. Dari upaya demi upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku Utama dan Usaha beserta keluarganya. Untuk itu dengan upaya kegiatan Magang diharapkan para pelaku Utama dan Usaha bisa mengembangkan usahanya setelah belajar, membandingkan seerta menimbang komoditas yang dikemnbangkan di desa Talun, kecamatan Kayen, kabupaten Pati. Kegiatan semacam ini sangat dibutuhkan dan mungkin bisa diperbanyak volume kegiatan serta jangkauan magangnya sehingga akan lebih cepat di dalam mendukung upaya pengembangan Talun yang dulu sebagai kawasan rawa menjadi Talun yang menjadi Kawasan wisata yang berbasis pada usaha perikanan.

Saturday, January 2, 2010

Studi Banding di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara

January 02, 2010 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments

Dalam rangka mendukung kegiatan Prasasti Mina di desa Talun, kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, guna meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dengan peningkatan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (PKS) Pelaku Utama dan Pelaku Usaha bidang Kelautan dan Perikanan. Maka sangat penting mengadakan studi banding agar bisa membuka wawasan dan ckrawala pandang dalam mensikapi kemajuan teknologi dan pengembangan kelembagaan kelompok. Untuk itu pada tanggal 20 Agustus tahun 2008 kelompok Pelaku Utama bidang Perikanan "Mina Sejahtera" bersama-sama dengan Penyuluh Perikanan Kabupaten Pati mengadakan studi banding di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara. Diharapkan mereka dapat mengenal peralatan budidaya yang baik, sistem budidaya dan hasil-hasil penelitian yang ada korelasinya dengan usaha mereka. Walaupun hanya sehari tetapi upaya ini tidak berhenti disini tetapi ada tindak lanjut dengan terjalinya hubungan baik ini, setiap saat BBPBAP Jepara membuka diri untuk menerima para Pelaku Utama dan Usaha untuk belajar dan memecahkan permasalahan dalam budidaya ikan Bandeng dan Udang Vanname yang di kembangkan di Talun. Hasil studi banding ini merupakan langkah awal membuka jalinan kerjasama antara pembudidaya ikan dan udang warga desa Talun dengan BBPBAP Jepara yang memiliki peralatan dan laboratorium lengkap. Harapan ke depan dapat meningkatkan produksi yang optimal dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.